دواعي الإسراء والمعراج
PRAKONDISI ISRA’ MI’RAJ
Seperti yang telah diterangkan
sebelumnya, bahwa dengan wafatnya Abu Thalib –paman Rasulullah saw- disusul
dengan wafat Khadijah ra –iasteri Rasulullah saw. Kaum Quraisy mulai dapat
mengganggu langsung Rasulullah saw, dan semakin besar penganiayaan mereka
kepada para sahabat, sehingga memaksa Rasulullah saw pergi ke Thaif, mengajak
mereka kepada Allah, meminta pbantuan dan melindungi dakwahnya.
Rasulullah mendapatinya tidak lebih
baik dari peduduk Makkah, bahkan lebih buruk, dengan menolak dakwahnya,
menyakitinya, sehingga berdarah kedua kakinya, lalu menghadap Rabbnyadengan
do’a yang dipenuhi iman, yakin, dan ridha dengan apa yang menimpanya di jalan
Allah.
Kemudian kembali ke Makkah. Akan
tetapi Rasulullah tidak dapat memasuki Makkah kecuali dengan didampingi oleh Al
Muth’im bin ‘Adiy (seorang musyrik Makkah).
Dalam situasi seperti penuh duka
dan kesedihan inilah Allah swt muliakan Nabina dengan mukjizat Isra’ mi’raj,
untuk meringankan jiwanya yang terluka, hatinya yang berduka dengan menyaksikan
ayat-ayat besar, tanda-tanda pertolongan Allah kepada dakwahnya. Sehingga
bertambah keyakinan akan ketinggian posisinya di sisi Rabbnya, meyakinkannya
bahwa Allah menjadi Penolongnya. Maka semakin kuatlah azam (tekadnya) semakin
kuat ruhiyahnya, berlanjut menyampaikan risalah Rabbnya, dengan semangat yang
tidak pernah padam.
Dalam mukijizat ini pula terdapat
ujian Allah pada kaum muslimin, sehingga terpilihlah mana yang kuat iman dan
mana yang lemah iman. Ibnu Ishaq berkata:
( .
. . كان في مسراه وما ذكر منه بلاء وتمحيص ، وأمر من أمر الله في قدرته وسلطانه
،فيه عبرة لأولى الألباب ، وهدى روحمه ، وثبات لمن آمن بالله وصدق ، وكان من أمر
الله على يقين ، فأسرى به كيف يشاء ، وكما شاء ، ليريه من آياته ما أراد ، حتى
عاين ما
عاين من أمر الله وسلطانه العظيم ، وقدرته التي يصنع بها ما يريد ) ([1])
“…dalam perjalanan isra’ dan cerita yang ada di
dalamnya terdapat ujian dan seleksi. Salah satu perintah Allah yang berada
dalam kekuasaan-Nya. Di dalamnya terdapat pelajaran bagi kaum yang berfikir,
petunjuk dan rahmat-Nya, keteguhan bagi yang beriman dan membenarkan. Peristiwa
ini adalah urusan Allah yang harus diyakini. Allah perjalankan sesuai dengan
yang dikehendaki, untuk menunjukkan kepadanya ayat-ayat
عاين من أمر الله وسلطانه العظيم ، وقدرته التي يصنع بها ما يريد ) ([1])
Tidak ada komentar:
Posting Komentar