1. Memilih calon dengan baik
Rumah tangga Islam diawali dari
proses pemilihan calon pasangan masing-masing, Calon pasangan yang baik secara
umum adalah calon yang memiliki beberapa criteria sesui dengan petunjuk
Al-Qur’an dan As Sunah. Diantara kriteria paling penting bagi masing-masing calon
adalah pasangan yang seagama, sesama mukmin dan muslim atau satu aqidah yaitu
aqidah Islamiyah. Namun secara fitrah setiap manusia senantiasa menginginkan
adanya kelebihan dan kistimewaan pada calon pasangannya sudah barang tentu
sesuai dengan seleranya. Seorang calon
suami tentu akan memilih calon istrinya dengan kriteria yang terbaik , apa
criteria yang terbaik itu Rasulullah saw, menyatakan didalam salah satu
hadistnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : { تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا
وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاك } مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ مَعَ بَقِيَّةِ السَّبْعَة
Artinya :
dari Abi Huroiroh rodhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallahu ‘alaihi wasallama
bersabda :”Seorang wanita akan dinikahi karena empat hal, karena hartanya, kedudukannya,
kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah yang baik agamanya akan
terbebaslah anda (HR.Bukhori Muslim )
Kelebihan istri secara umum mencakup
kecantikannya, keturunannnya, dan hartanya, akan tetapi kesemua itu akan
memiliki arti yang efektif jika sang calon Istri memiliki agama yang baik pula,
karena kebaikan sisi agama seorang istri itu akan menjadikan jaminan ketenangan
dan kebahagiaan bagi pasangannya. Begitupun sebaliknya bagi kaum wanita,
sebagai calon istri tentu akan memilih calon suaminya dengan beberapa kriteria
yang memiliki kelebihan pula, selain kegantengan, keturunan, harta, juga agamanya.
Karena dengan kelebihan nilai agama pada seorang suami tentu akan menjadikan
seorang suami lebih memahami arti tanggung jawab terhadap Allah atas amanah
pernikahan dengan istrinya, baik tanggung jawab di dunia maupun di akhirat.
Maka hakekat kebaikan calon suami ataupun istri tidak hanya di ukur semata-mata
dari kesempurnaan secara lahir akan tetapi justru pada nilai-nilai ketaqwaan
pada umumnya dan keshalihan pada amal perbuatannya. Rumah tangga Islami adalah
seperti rumah tangga masyarakat pada umumnya dipandang dari sisi duniawi,
artinya bahwa dalam keluarga muslim juga berkeinginan untuk mendapatkan
kebahagiaan duniawi dan ukhrowi. Oleh karena itu dalam sebuah rumah tangga
Islam sangatlah wajar jika menjadikan sebahagian
tujuan rumah tangganya juga untuk memperoleh kebahagiaan dan kesenangan duniawi,
menjadikan dunia sebagai mata’ (kesenangan yang terbatas) bahkan sebaik-baik
kesenangan dunia mata’ yang dimaksudkan adalah “wanita atau istri yang shalihah .Akan
tetapi hakekat kesenangan yang diutamakan tentulah kesenangan dan kebahagian
yang bersifat abadi , yaitu kesenangan dan kebahagiaan di akhirat kelak
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا
الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ (أخرجه مسلم ، والنسائي).
Artinya : dari Abdullah bin Amr bin Ash
radhiyallahu anhuma bahwa Rasulallhi shallallhu alaihi wasallama bersabda : “dunia adalah kesenangan dan sebaik baik
kesenangannya adalah wanita atau istri yang shalihah ( HR. Muslim dan AnNasai )
Begitu
pula ketika seorang wanita ingin memilih
calon suami yang paling baik, kebaikan seorang
suamipun di jelaskan dalam hadist nabi
قَالَ رَسُول اللَّه صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ " أَكْمَل الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنهمْ خُلُقًا , وَخِيَاركُمْ
خَيْركُمْ لِنِسَائِهِمْ " رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ حَسَن صَحِيح)
Artinya : Baersabda Rasulullah saw : “Orang-orang mukmin yang paling
sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya, dan orang yang yang
terpilih dari mereka adalah orang yang paling unt istrinya (HR Atturmuzdi )
Jadi jelaslah bahwa rumah tangga
Islam hanya akan terwujud dengan baik dan sempurna jika masing-masing individu
yang akan membentuknya terdiri dari pribadi –pribadi muslim dan muslimah yang
terpilih dengan criteria yang Islami pula
2. Meluangkan
waktu bertemu di dalam rumah
Meluangkan sebahagian waktu untuk
bertemu antara suami dan istri dalam rumah tangga muslim sangatlah urgen, karena
rumah bukan saja berarti tempat beristirahat, tempat bermalam atau tidur, akan
tetapi juga menjadi tempat untuk mendapatkan kesenangan,ketenangan dan
ketenteraman bagi penghuninya.
Maka upaya meluangkan waktu secara husus
bagi anggota keluarga untuk bercengkerama, saling mengungkapkan kasih menjadi
momen yang sangat dibutuhkan, karena dapat menjadikan keakraban anggota keluarga,
dan dapat mencairkan komunikasi, dapat memudahkan kerja sama dan tolong menolong
yang akan mendatangkan kenyamanan hubungan antara anggota rumah tangga. Problema
besar dalam kehidupan rumah tangga
sering di awali dari persoalan sepele, seperti komunikasi yang kurang baik
antara ayah ibu dan anak. Berawal dari hambatan komunikasi yang tidak segera
terselesaikan dapat memperluas dan menumpuknya permasalahan keluarga. Oleh
karenanya semakin sering terjadi komunikasi semakin terbukalah peluang untuk
terjadinya tukar fikiran, hal ini dapat mengurangi ketegangan-ketegangan dan sekat
sekat jiwa antar anggota keluarga ,
sehingga kesalah fahaman penghuni
rumah tangga dapat dihindari.
Maka selain dibutuhkannya kuantitas
waktu untuk bertemu dalam sebuah keluarga, diperlukan pula kualitas pertemuan
itu sendiri, artinya bukan sekedar banyak atau lamanya bertemu akan tetapi kehangatan komunikasi, keterbukaan hati dan
perasaan, dan cairnya hubungan itu
sendiri antara anggota keluarga.
3.Meluangkan
waktu untuk berbelanja dan memperbaiki bersama barang yang rusak, mencukupi kebutuhan
kelembutan jiwa dan kemasyarakatan
Meluangkan waktu secara husus untuk
hal-hal sederhana dalam keluarga, seperti berbelanja bersama kepasar, ke super
market dan sebagainya adalah hal-hal kecil yang sering tidak terbayangkan dalam
sebuah rencana besar dalam pembinaan keluarga Islam, hal-hal yang bersifat
informal semacam ini sesungguhnya dapat menjadi pintu pembuka keakraban dalam
keluarga, karena dalam acara belanja bersamaantara suami istri dan anak
sesungguhnya banyak hal yang di bicarakan, mulai dari rencana apa yang akan di
beli, kompromi soal selera, perencanaan
keuangan bersama, soal waktu kapan berangkat dan kapan pulang, bahkan disana
ada beberapa kesepakatan-kesepakatan yang akan menumbuhkan sikap kebersamaan.
Jika hal semacam ini sering di lakukan maka suatu saat akan menjadi sebuah pola
kebersamaan dalam keluarga.
Demikian pula ketika suami istri dan
anak dapat meluangkan waktunya secara husus untuk meperbaiki barang-barang yang
rusak, seperti menambal ubin teras rumah yang rusak, kamar mandi yang bocor,
kursi yang patah kakinya, dan lainnya, pekerjaan ini akan menjadi pembelajaran
dalam upaya mencari solusi bersama (problem solving), saling bekerja sama dalam
kebaikan melakukan beberapa perbaikan, hal ini juga sekaligus menunjukkan adanya kepedulian
bersama dalam urusan keluarga bersama . Semua pekerjaan tersebut di atas akan
menunculkan sikap saling menghargai pendapat, saling membantu saling tenggang
rasa dan bersabar demi terlaksananya cita-cita bersama
Semangat berta’awun dalam kebaikan
dan taqwa itulah semangat yang ada pada keluarga Islam.
¢ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÈ )
dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya. )QS.
Al-Maidah.A:5)
[
6.
Memanfaatkan waktu makan
Waktu makan adalah waktu yang
senantisa dinanti-nanti oleh setiap orang, apalagi bagi sebuah keluarga, agenda
makan bersama memiliki makna husus, karean tidak semua keluarga dapat menseting
adanya waktu makan bersama secara husus. Waktu untuk makan bersama ini
sangatlah efektif untuk menbicarakan hal-hal yang penting secara informal akan
tetapi terkadang lebih sering memberi manfaat yang begitu banyak terutama dalam
komunikasi antar anggota keluarga dan terkadang mampu menyelesaikan
permasalahan keluarga, karena semua pembicaraan yang dilakukan di meja makan didasari
dengan semangat, lugas namun dalam keadaan dan bahasa yang lebih santai, semua
permasalahan diungkapkan sambil menikmati hidangan bersama. Mungkin hal ini
pula yang sering dimanfaatkan oleh para pengusaha, para pejabat kelas tinggi
untuk dijadikan sebagai sarana dan media untuk melobi rekanan bisnis ataupun
koleganya. Sungguh beruntung ketika sebuah keluarga dapat menjadikan waktu
makannya sebagai media untuk menjalin kebersamaan menuju keharonisan dan
kebahagiaannya
Mungkin kedengarannya aneh jika
ketika kita makan bersama sebaiknya sambil berbicara, karena etika yang kita
terima selama ini mengajarkan agar ketika makan bersama sebaiknya jangan sambil
berbicara.
Hadist nabi tentang anjuran berbicara
pada waktu bersama makan :
5.Pemanfaatan
nenek dan kakek untuk menyampaikan kemampuan keduanya dalam berceritera dan
pemanfaatan sarana moderen
Nenek dan kakek merupakan dua tokoh
idola dari setiap keluarga. Kebahagian keluarga semakin lengkap ketika didalam
keluarga tersebut masih ada nenek dan kakek di tengah-tengah mereka, apalagi
jika sang nenek dan kakek memiliki kepintaran bercerika kepada para cucunya,
cerita dari kedua idola ini sesungguhnya banyak memiliki kelebihan, berwibawa,
kasihan, lucu, simpatik, nenek dan kakek juga sering menajdi saksi langsung sejarah
yang diceritakan., bahkan terkadang nenek dan kakek sendiri sebagai tokoh
utamanya dari cerita yang disampaikannya.
Hubungan kasih saying hormat
menghormati antara generasi kakek nenek dan para cucunya di kisahkan oleh Anas
bin Malik dalam sebuah hadist Nabi saw,
عَنْ زَرْبِيٍّ قَال سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ جَاءَ شَيْخٌ
يُرِيدُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْطَأَ الْقَوْمُ عَنْهُ
أَنْ يُوَسِّعُوا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ
صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا (أخرجه الترمذي).
Artinya :Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, telah datang
seorang tua ingin bertemu dengan Nabi saw, maka orang-orang memperlambat jalan kesempatan
orang tua tersebut, maka bersabdalah Nabi saw : Bukan termasuk golongan kami
orang yang tidak menyayangi yang muda dari kami dan tidak memulyakan orang tua
dari kami . (Hadist dikeluarkan oleh Atturmudzi)
Peran keduanya seolah sebagai media
telivisi yang memiliki tiga dimensi, bahkan sebagai media yang hidup bergerak, karena
selain kita dapat menjadikan manusia sebagai media yang paling efektif juga
dapat memanfaatkan media elektronika buatan manusia yang sudah sedemikian beragam
dan canggiih. Sebagai salah satu contoh media tersebut misalnya telepon genggam
yang lengkap dengan layar gambarnya, kapan saja pemiliknya memerlukannya segera
dapat di gunakan, sebuah keluarga dapat melakukan komunikasi langsung dengan melihat
langsung wajah keluarganya yang diajak bicara, tanpa menunggu waktu lama,
masing-masing anggota keluarga dapat saling mengontrol secara langsung dalam
pengertian yang positif antara suami istri dan anak, bahkan pembicaraan semacam
ini sudah dapat dilakukan oleh komunitas yang lebih banyak, seperti antara guru
dengan kelompok muridnya, seorang bapak dengan istri dan anak-anaknya, pimpinan
perusahaan dengan para stafnya, hubungan komunikasi ini cukup dengan sebuah
alat yang bernama tele konferens.
6.
Melakukan semangat kebaikan umum
secara bersama
Tema pembicaraan dalam sebuah
keluarga tidak melulu berkisar hanya masalah keluarga dalam arti sempit problematika
keluarga seperti masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan, social dan sebagainya.
Setiap keluarga muslim menyadari betapa pentingnya peran dan kepeduliannya pada lingkungan
tetangga dan masyarakat sekitarnya, karena seorang mukmin tidak akan sempurna
imannya sehingga dia dapat berbuat baik pada tetangganya , membantu sahabatnya,
peduli pada urusan sesama kaum muslimin itu sendiri.
Keluarga muslim memungkinkan untuk
bekerjasama dengan siapapun dalam kebaikan bukan pada hal-hal yang negatif dan
berdosa.
dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS.Al-Maidah. A : 5)
Maka
kebaikan yang bersifat umum yang pemanfaatannya untuk manusia secara luas
sesungguhnya hal itu juga menjadi khidmah atau pelayanan yang siap untuk
dilaksanakan oleh setiap muslim. Ketika sebuah keluarga telah mampu melakukan
khidmah dan kerjasama antar sesama anggota keluarganya, maka saatnyalah
keluarga.
melakukan
exspansi kebaikan untuk orang lain, terutama kerabat, tetangga dan lingkungan
masyarakat sekitarnya. Semangat kerjasama sebuah keluarga untuk peduli pada
nasib orang lain secara langsung atau tidak langsung akan menjadi kebahagian tersendiri
bagi keluarga tersebut, karena keluaraga pada hakekatnya merupakan bagian komponen
dari masyarakat itu sendiri
7.Menjaga
agar terlaksana hak-hak tetangga
Tetangga merupakan saudara terdekat bagi
sebuah keluarga ketika keluarga tersebut jauh dari saudara yang seketurunan , saudara
se kampung dan halaman
Sebagai bahagian dari masyarakat,
rasanya tidak mungkin kita akan hidup secara wajar tanpa bertetangga. Maka
keberadaan tetangga menjadi sebuah realita yang tidak dapat dihindari dan
seharusnya menjadi harapan bagi setiap anggota keluarga.
Bagi sebuah keluarga yang mampu
membangun nilai-nilai kebaikan secara internal untuk keluarganya, maka secara
fitrah ia ingin mengembangkan dan membagi kebaikan untuk orang lain terdekat
dari keluarganya, mereka adalah para tetangga tanpa harus melihat siapa dan
dari mana asal tetangga itu.
Persmasalahannya adalah bagaimana kita dapat
melakukan hubungan baik dengan ketangga, memberikan hak-hak tetangga sesuai
dengan tuntunan ajaran Islam. Tetangga dapat menjadi bagian prespekif
kebahagian atau kesengsaran sebuah rumah tangga. Maka mencari tetangga yang
baik tidak kalah pentingnya dengan mencari sebuah rumah tempat tinggal. Begitu
besar perhatian Rasulullah pada tetangga, sampai beliaupun pernah mengatakan :
أن رَسُول الله - صلى الله عليه
وسلم - ، قَالَ : (( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بالله وَاليَومِ الآخرِ ، فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ ، وَمَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
باللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَسْكُتْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Artinya : “ bahwa Rasulullahi
shallahu ‘alaihi wasallama bersabda : barang siapa beriman kepada Allah dan
hari kemudian maka janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriman
kepada Allah dan hari kemudian hendaklah ia memulyakan tamunya, dan barang
siapa beriman kepada Allah dan hari kemudian maka hendaklah ia berkata yang
baik atau hendaknya diam ( HR. Bukhori Muslim)
Dalam hadist yang lain Rasulullah
saw, pernah mengatakan yang artinya :
” aku mengira bahwa Malaikat jibril
akan menurunkan wahyu kepadaku , agar aku membagi waris pada tetangga”
Maka ketika sebuah keluarga mampu
menjalin hubungan baik dengan tetangganya dengan memberikan hak-haknya pada
tetangga, sungguh merupakan bahagian dari kebahagiaan dan anugerah besar dari
Allah SWT pada keluarga tersebut.adapun hak-hak tetangga antara lain,
Hukukul jiron (dalam minhajul muslim)
tidak menyakitinya, tidak menganggunya,
memberi pertolongan yang di butuhkannya
8.Membahagiakan
istri
Salah satu urgensi pernikahan adalah
adanya rasa saling membutuhkan antara suami dengan istri yang berbeda jenis
kelamin, dengan kata lain masing-masing pihak merasakan adanya kekurangan tanpa
adanya pasangan masing-masing, adanya keinginan untuk bekerja sama bantu membantu
dalam mengarungi cita-cita kehidupan ini, kesemua ini tidak hanya sebatas
hal-hal formal semata, akan tetapi juga mencakup hubungan kemanusian umum,
seperti saling mengucap salam, berjabat tangan, melepas senyum dan tertawa, melempar
pandang penuh perhatian, memamggil dengan panggilan yang menyejukkan hati, saling memafkan dan berdo’a.
Maka sangatlah tidak logis ketika seoarang suami hanya mau
melaksanakan urusannya sendiri dengan memasa bodohkan urusan istrinya, begitu
pula sebaliknya bagi seorang istri yang hanya memikirkan urusannya sendiri
tanpa peduli pada urusan suaminya, betapa kakunya kehidupan ini seandainya
semua urusan berjalan atas aturan yang hanya bersifat formalistic, sebuah nilai
etika tentu akan indah ketika dihias dengan nilai estetika.
Ayat Al-Qur’an yang artinya :
Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS.At-Taubah. A : 71)
Adapun bentuk kongrit kerja sama
antara suami dengan istri antara lain kesediaan dan kerelaan suami membantu
pekerjaan istri, pekerjaan yang sering dianggab hanya menjadi tanggung jawab
istri. Demikian pula sebaliknya sang istri dengan senang hati dan rela membantu
pekerjaan suami tanpa melihat tanggung jawab masing-masing yang ada pada
pundaknya,
Hadit tenang, istri yang taat jika di
perintah suai akan mentaatinya :
حدثنا يونس بن حبيب ، ثنا أبو داود
، ثنا ابن أبي ذئب ، عن سعيد ، عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
: خير النساء اللاتي إذا نظرت إليها سرتك ، وإذا أمرتها أطاعتك ، وإذا غبت عنها حفظتك في نفسها ومالها
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Habib, telah
menceritakan pada kami Dawud, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Dzi’ib dari Sai’d dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda
Rasulullahi saw : “sebaik-baik wanita adalah wanita yang jika engkau melihatnya
menyenangkan, dan jika engkau memerintahkannya mentaatimu, dan jika engkau jauh darinya
menjaga dirinya dan menjaga hartamu.
karena Islam mengajarkan kepada
setiap muslim untuk membantu kepada siapa saja yang membutuhkan bantuannya
bahkan binatang sekalipun., lebih-lebih jika orang yang memerlukan bantuan itu
adalah istrinya sendiri, kekasih hati belahan jiwanya.
Ia tidak sekedar membantu semata-mata akan
tetapi merasakan kegembiraan dan getaran cinta karena dapat membantu urusan
istrinya.
Cukuplah sebagai dalil bagi kita ketika
Rasulullah menyempatkan dirinya untuk menjahit bajunya yang robek dengan
tangannya sendiri, ataupun mengesol sendiri
terumpahnya yang rusak.Seandainya beliau berkeinginan untuk di bantu
istrinya dalam urusan ini tentulah akan segera disambut dengan senang hati oleh
istrinya, akan tetapi beliau ingin menunjukkan ketauladanan pada ummatnya
bagaimana cara membantu pekerjaan yang umumnya di lakukan oleh para istri dalam
keluarga.
Maka janganlah sekali-kali kita
beranggapan bahwa membantu pekerjaan istri di dapur, mengurus anak, berbelanja
kepasar, adalah sebagai bentuk kehinaan bagi seorang suami, akan tetapi
hendaknya kita memandangnya sebagai sebuah keutamaan baginya yang sekaligus
bermakna keutuhan arti tanggung jawabnya sebagai pemimpin dalam rumah tangga
Islam.
- Memilih yang baik
- Pertemuan didalam rumah
- Mengosongkan waktu (hari) untuk rumah guna membeli dan melakukan perbaikan sesuatu yang rusak, memenuhi jiwa, perasaan dan social.
- Menginvestasi waktu makan.
- Memanfaatkan waktu dengan sungguh dan kesungguhan menumbuhkan kemampuannya dalam menyampaikan suatu kisah (cerita).
- Melakukan tugas social.
- Bersemangat dalam menunaikan hak-hak tetangga.
- Membahagiakan istri :
Motivasinya :
-
Sebaik-baik bagi kalian adalah yang terbaik untuk
keluarganya
-
Tidak ada yang memuliakan wanita kecuali mulia…
-
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah
istri yang sholihah.
Pertanyaannya : bagaimana anda bisa
membahagiakan istri anda?
- Baiklah dalam memiliki
A. Memulai
dengan salam : jika anda masuk – ungkapan Anas : Wahai anakku jika engkau akan
masuk pada keluargamu maka ucapkanlah salam…
B. Bermuka
ceria: nabi saw selalu tersenyum dan tertawa saat bersama keluarganya. Ketika
Aisyah ditanya bagaimana sikap nabi saw saat masuk rumahnya. Beliau berkata :
beliau adalah manusia yang paling lembut, banyak senyumdan banyak tertawa..
C. Bersalaman :
karena didalamnya terdapat tanda kebahagiaan saat bertemu dan memperkokoh
cinta.
- Bicara yang jernih dan panggilan yang lembut
Dengan bicara
yang baik maka menjadi daya tarik
A. Ucapan yang
baik
B. Adanya
perasaan perhatian terhadap orang yagn diajak bicara dengannya; memandangnya,
menerimanya dengan pandangan, senyuman yang manis dan bahasa yang lugas… nabi
saw selalu memberikan pada yang hadir nasibnya, sehigga tidak ada seorangpun ada
yang dimuliakan dari yang lainnya.
C. Jelas dan
perlahan-lahan
D. Memanggil
dengan nama yang paling disukai. Umar berkata : ada tiga perkara yang dapat
menumbuhkan kecintaan saudara anda: memberikan salam jika bertemu, memberikan
tempat duduk jika dalam majlis dan memanggilnya dengan nama yang paling
disukainya. Dan jangan saling mencela… wahai yang cantik, habibati..wahai istri
yang paling cantik…
E. Berasalan
dalam memanggil
- Rilek dan suka member hiburan
- Santai dan suka bercanda
Muttafaqun
alaih : “saya mandi bersama Rasulullah saw dalam satu bejana, antara saya
dengannya hanya berbeda tangannya, maka beliau mendahuluiku hingga saya berkata
berikan kepada saya, berikan kepada saya, dia berkata : dan keduanya dalam
keadaan junub. Beliau juga kadang meletakkan mulutnya kemulut Aisyah dan minum
sementara dia dalam keadaan haidh… (HR. Muslim).. sebagian lain beralasan bahwa
hal tersebut dapat melalaikan diri dari berdzikir kepada Allah… namun
Rasulullah saw menafikan hal tersebut dan beliau bersabda : setiap sesuatu yang
bukan mengarah dari berdzikir kepada Allah adalah kelalaian dan permainan
kecuali 4 perkara : suami mengajak bermain istrinya, seorang lelaki mendidik
kudanya, perjalanan seseorang menuju dua tujuan dalam memamah dan berenang dan
seorang lelaku mengajarkan berenang..
Diantara
canda nabi saw :
Bawalah
diatas anak unta –apakah ada seekor unta kecuali awalnya sebagai anak unta.
Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Taimiyah – Sesungguhnya suami saya
memanggilmu. Dia berkata kepada yang memiliki dua mata yang berwarna putih –
dan orang tua.
- Tolong menolong dalam pekerjaan rumah tangga
- Bermusyawarah.
Bermusyawarahlah
dan berselisihlah, ketaatan wanita merupakan penyesalan..adab-adab musyawarah.
- Mendidik anggota rumah tangga untuk berziarah (agenda ziarah).
- Etika musafir : Doa mereka – meminta wasiat dengan kebaikan – meminta doa dari mereka – membekali mereka dengan nafkah – menghubungi mereka – cepat kembali – membawa hadiah – tidak membuat kejutan : “Jika salah seorang dari kalian melakukan perjalanan panjang maka janganlah mengetuk pintu rumahnya pada malam hari (Muttafaqun alaih) – menemani keluarganya dalam safar - katakanlah : siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah – jadikanlah sebagai biaya tambahan.
- Selalu wangi dan berhias diri : “baginya seperti atasnya..”
- Melakukan hubungan intim
- Baik dalam menyentuh hati : dengan ucapan dan jangan ucapkan kecuali yang benar
-
Ucapan Ummu Aisyah terhadap makanan Sofiyah maka beliau
menarik saya atau makan.
-
Memahami fiqh ibadah dan baik dalam berinteraksi terhadap
suatu permasalahan.
Tarbiyah
Islam
Bentuk
tarbiyah dzatiyah
Pertama :
bentuk tarbiyah islamiyah
Kedua : sisi-sisi
individu yang ingin ditarbiyah
Ketiga :
tantangan dan rintangan yang akan dihadapi tarbiyah Islam dan bagaimanan
menanggulanginya
Keempat : Bentuk-bentuk
tarbiyah Islam
1. Bentuk
individu
-
Orisinalitas bentuk
-
Praktek nyata tarbiyah
1. Menambah ilmu
2. Menumbuhkan
ideology
3. Merenung
a.
Tarhadap segala ciptaan Allah
b.
Terhadap ayat-ayat Al-Quran
c.
Terhadap kondisi kematian
d.
Terhadap kondisi individu, umat, dan pergantian hari
4.
Selalu menunaikan ibadah-ibadah ritual
5.
Banyak menunaikan ibadah sunnah
6.
Banyak berdzikir kepada Allah
7.
Banyak bergaul orang-orang baik dan orang-orang salih.
8.
Melatih diri memiliki sikap qonaah dan ekonomis dalam
hidup.
9.
Membela kebenaran dan memerangi kebatilan.
10.
Muhasabah
11.
Istighfar ( mohon ampun )
2.
Bentuk tarbiyah dengan
mempengaruhi orang lain
1.
Bentuk al-qudwah
2.
Bentuk tarbiyah dengan memberi
contoh dan semangat
3.
Bentuk tarbiyah dengan
aktivitas
4.
Bentuk tarbiyah melalui cerita
5.
Bentuk tarbiyah melalui
problema
6.
Bentuk tarbiyah melalui
logika/perasaan
7.
Bentuk tarbiyah melalui teori
/ praktek
8.
Bentuk tarbiyah melalui
motivasi dan ancaman
9.
Bentuk tarbiyah melalui
ganjaran dan iqob
10.
Bentuk tarbiyah melalui
nasihat dan petunjuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar